Seperti kita ketahui bersama, apapun alasan penyelenggara, pameran otomotif skala internasional yang digelar di Indonesia sengaja diarahkan jadi sarana aktivitas penjualan kendaraan. Cara itu mungkin saja disambut senyum banyak merek tapi tidak buat wakil kelas super premium, Bentley, yang memilih memalingkan muka.
Operasi Bentley di Indonesia di bawah komando Grandauto Dinamika (GAD) yang juga mewakili merek Inggris lain, Jaguar Land Rover. Perlakuan untuk Bentley berbeda sebab Jaguar dan Land Rover sudah lama ikut pameran.
“Konsumen Bentley sangat spesifik, tidak begitu cocok dengan pameran otomotif. Jaguar Land Rover berbeda sebab punya portfolio produk lebih luas, untuk Bentley kami pilih yang lebih kecil, seperti sekarang ini,” ujar Roland Staehler, CEO GAD, saat acara test driveBentley buat media dan konsumen di Sirkuit International Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/4/2016).
Menurut Bambang Tjahyono Director of Wholesales and Training GAD, kelas pameran otomotif di Indonesia di bawah Bentley. Ia berujar merek paling top yang selama ini ikut pameran otomotif sebatas premium.
Hal itu bisa saja dibenarkan sebab selama ini kita belum pernah lihat ATPM Rolls Royce atau bahkan Ferrari dan Lamborghini ikut melantai.
Identik jualan
Masalah lain yang Bambang katakan, pameran identik dengan penjualan. Cara itu dianggap tidak cocok buat menggapai konsumen Bentley.
“Di Indonesia kan pameran jadi ajang menjual. Konsumen Bentley tidak mau ke sana, mereka cenderungnya lebih tertutup,” papar Bambang.
Harga Bentley paling murah yang ditawarkan di Indonesia Rp 8 miliar, jadi wajar bila pembelinya memang berasal dari kaum serba ada. Sebagian konsumen Bentley berasal dari kalangan pebisnis berusia di atas 40 tahun.
Cara pandang GAD untuk Bentley juga berdampak pada hal lain. Misalnya, GAD sudah berencana menjual Bentayga tahun ini, tapi tidak terpikirkan untuk meluncurkannya di pameran otomotif. SUV yang juga dibeli Ratu Inggris Elizabeth II itu dikatakan meluncur pada semester kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar