Para insinyur Mazda menciptakan mesin bensin SkyActiv-G dengan rasio kompresi 1:14 yang diklaim tertinggi di dunia untuk mobil produksi. Mesin itu diklaim juga menghasilkan efisiensi bahan bakar jauh lebih optimal dibanding mesin non-turbo lainnya, tapi ternyata teknologi ini tidak cocok di Indonesia.
Masalahnya kompresi 1:14 butuh bahan bakar minimal Research Octane Number (RON) 92. Bila ditawarkan di Indonesia, kendalanya bukan hanya harga mobil jadi makin mahal tapi juga mengurangi potensi pembelian di daerah. Sebab bahan bakar setara Pertamax Plus itu sulit ditemukan di luar kota besar apalagi di luar pulau Jawa.
Mesin Skyactiv Mazda yang digunakan pada Biante yang dipasarkan di Indonesia
Solusinya, Mazda Motor Indoenesia (MMI) menawarkan SkyActiv-G dengan rasio kompresi sedikit lebih rendah yakni 1:13. Pilihan ini lebih masuk akal buat semua pihak, MMI dapat potensi penjualan sedangkan konsumen tidak perlu khawatir karena mobil bisa meneguk minimal RON 90 (Pertalite).“Sangat beresiko kalau harus dikasih 1:14, tapi toh dikasih 1:13 saja sudah luar biasa dan terbukti bagus,” kata Ari Tristanto, Sales Trainer MMI di Bandung, Sabtu (19/3/2016).
Negara lain yang juga menggunakan SkyActiv-G dengan rasio kompresi 1:13 yakni Amerika Serikat, dengan begitu konsumen bisa menggunakan bahan bakar berkualitas lebih rendah yang otomatis lebih murah.
Di Indonesia SkyActi-G digunakan pada mesin 1.5L yang dimilikihatchback 2, 2.0L dan 2.5L pada SUV CX-5, dan 2.5L pada sedan 6. Mesin 2.0L pada MPV Biante juga menggunakan teknologi SkyActi-Gm namun bedanya rasio kompresi lebih rendah lagi yakni 1:12, sebab saluran pembuangan belum menggunakan konfigurasi 4-2-1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar