Geger dunia otomotif tentang skandal emisi dunia, rasanya memang masih menjadi topik hangat yang tiada habisnya. Kali ini, salah satu pemain lama, Mitsubishi kembali terpukul di Negara Paman Sam. Ceritanya, setelah Mitsubishi mengakui kenakalannya di negara asalnya tentu saja semua negara pengimpor produknya ikut kalang kabut. Apalagi di negara barat, konsen emisi dengan konsep lingkungan lebih diperhatikan daripada negara timur kebanyakan.
Diberitakan oleh Kompas (29/4/2016), kabarnya Pemerintah Federal Amerika Serikat melalui EPA (Environmental Protection Agency) memberikan perintah kepada Mitsubishi untuk mengikuti ujian ulang. Sesuai kewenangannya untuk menjadi pengawal lingkungan, tentunya EPA perlu proaktif untuk masalah ini. Bahkan, diberitakan pula apabila memang Mitsubishi ikut ketahuan nakal di Negeri Super Power tersebut, maka seluruh produk gagal uji tersebut harus di recall.
Jika melihat sejarahnya, berdasarkan pengakuan Executive Vice President MMC, Ryugo Nakao, Mitsubishi memang sudah nakal sejak tahun 1991. Pasalnya, sejak tahun tersebut, pemerintah Jepang mengganti metode uji emisinya. Semula uji emisi hanya digas melulu tanpa berhenti dan dihitung berapa emisi yang dikeluarkan. Namun, semenjak tahun tersebut sistem pengujiannya gas-rem. Metode ini memang dirasa lebih objektif dikarenakan kondisi jalanan yang ada memang nyaris tidak ada gas pol. Sehingga simulasi gas rem akan memberikan perhitungan yang jelas, berapa emisi yang akan dikeluarkan secara nyata oleh kendaraan di jalanan.
Itu standar metode yang dilakukan di Jepang. Beda lagi dengan di Amerika yang disinyalir akan lebih ketat daripada di negeri Sakura. Asumsinya, jika Mitsubishi di negara asalnya saja masih menggunakan metode lama untuk melakukan uji emisi, maka metode macam apa yang diterapkan Mitsubishi di negeri orang? Untuk itu, pengujian yang diperintahkan oleh EPA wajib menggunakan standar yang berlaku di Amerika Serikat.
Sebenarnya ini masalah gawat. Bukan hanya masalah recall yang harus dihadapi lantaran menjual mobil tidak sesuai aturan, yang tentunya akan memakan banyak biaya. Namun hal ini akan menjadi penialaian reputasi ke depan. Bisa saja, Mitsubishi terancam terusir dari pasaran mobil di negara barat lantaran tidak ada lagi konsumen yang percaya atas spesifikasi yang dituliskannya. Bagaimana dengan Indonesia? Sejauh pengamatan Mas Sena, saat ini Indonesia sedang menelaah standar emisi dengan catutan dari Uni Eropa. Jadi rasanya masih imaginer kalau memang memerintahkan hal yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar