Kacang bisa menjadi simbol perlawanan. Inilah yang dilakukan Yamaha ketika akhirnya memutuskan membuat sepeda motor pertama mereka di dunia. Keputusan itu diwujudkan dalam sebuah sepeda motor dengan model yang umum pada masanya, YA-1.
Kenapa kacang? Pada masa itu, kebanyakan produsen sepeda motor membuat motor dengan warna hitam. Namun, Yamaha melawan arus. Warna kacang chesnut (kastanye), buah tanaman negeri-negeri empat musim, pun jadi pilihan. Warnanya pun coklat kemerahan.
Makanya, ia segera menjadi produk yang populer, sampai-sampai punya nama sebutan khusus, 'Aka-tombo' atau capung merah.
Kepopulerannya pun ditunjang ketika prestasi berhasil diukir setelah Yamaha YA-1 'Aka-tombo' ajang Gunung Fuji Ascent Race III pada bulan Juli 1955, dilanjutkan dengan kemenangan dalam ajang Asama Highlands Race I atau All Japan Motorcycle Endurance Race.
Motor sepanjang hampir 2 meter dengan bobot tak sampai 100 kg ini memakai mesin satu silinder 123 cc dua-tak, dengan pendingin udara. Tenaganya hanya 5,6 PS pada putaran mesin 5.000 rpm, tetapi cukup 'nendang' pada masanya.
Harganya? Lumayan mahal. Dua belas kali gaji anak yang baru lulus kuliah. Jika dulu anak-anak yang baru lulus kuliah digaji 10.780 yen, motor ini dulu dihargai 138.000 yen.
Motor ini pun bisa dilihat langsung di musem Yamaha 'Yamaha Communication Plaza' di Shizuoka, Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar